Efek Compton ditemukan oleh Arthur Holy Compton pada
tahun 1923. Menurut teori kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya
saja foton tidak memiliki massa diam. Jika pendapat ini benar, maka berdasarkan
peristiwa efek fotolistrik tersebut Compton melakukan eksperimen. Percobaan
Compton cukup sederhana yaitu sinar x monokromatik dikenakan pada keping Berilium
yang tipis sebagai sasarannya.
Pada rentang pita energi 1-30 MeV hamburan Compton dapat
dideteksi. Hamburan Compton terjadi ketika sebuah foton dan sebuah elektron
dengan sebagian energi foton dipindahkan ke partikel bermuatan. Konsep hamburan
Compton diterapkan pada Teleskop Pencar Compton yang berkembang menjadi Comptel
(Compton Telescope) serta Spektroskopi gamma.
Teleskop
Compton (Comptel)
Teleskop pencar Compton biasanya memiliki dua tingkat
instrumen. Pada tingkat atas, sinar gamma Compton menyebarkan kosmik dari
sebuah elektron dalam suatu sintilator. Foton tersebar kemudian bergerak ke
bawah ketingkat kedua bahan sintilator yang benar-benar menyerap foton
tersebar.

Comptel merupakan bentuk perkembangan dari teleskop
pencar Compton. Prinsip kerja Comptel yakni sebagai berikut. Sebuah foton masuk
dari atas dan menyebarkan Compton di lapisan deteksi pertama (biru) kemudian
sebagian diserap dalam lapisan kedua (hijau). Area efektif yang dapat dideteksi
oleh teleskop pencar Compton relatif kecil, karena hanya sejumlah kecil insiden
sinar gamma Compton tersebar ditingkat atas. Resolusi energi untuk detektor ini
cukup baik 5-10%, dibatasi oleh ketidakpastian dalam pengukuran energi yang
disimpan oleh setiap lapisan.
Penelitian teleskop Compton pada saat ini menekankan pada
cara pelacakan elektron tersebar ditingkat atas, sehingga solusi lengkap untuk
lintasan masuk dari sinar gamma dapat ditentukan. Hal ini memungkinkan Comptel
memiliki pendekatan analisis data lebih konvensional.
Spektroskopi
Gamma
Sinar gamma ini dihasilkan oleh suatu bahan radioaktif.
Sinar gamma adalah termasuk sinar yang tidak dapat dilihat oleh mata, untuk itu
perlu adanya detektor. Detektor yang digunakan adalah NaI (Tl). Apabila sinar
gamma mengenai detektor NaI(Tl) maka akan terjadi tiga efek, yaitu efek
fotolistrik, efek compton dan bentukan pasangan. Efek fotolistrik terjadi
apabila ada sinar gamma yang mengenai elektron di kulit K dari sebuah atom maka
elektron tersebut akan kosong sehingga akan diisi oleh elektron dari kulit yang
lain, transisi ini yang menyebabkan terjadinya efek fotolistrik.
Efek compton adalah efek yang terjadi apabila sinar gamma
mengenai elektron bebas atau elektron terluar dari suatu atom yang dianggap
daya ikatnya sangatlah kecil sehingga sama dengan elektron bebas. Apabila sinar
gamma memancar ke elektron bebas ini maka akan terjadi hamburan, yang disebut
hamburan compton. Sedangkan Efek bentukan pasangan terjadi ketika sinar gamma
melaju di dekat inti atom sehingga akan terbentuk pasangan positron dan
elektron, syaratnya tenaga sinar haruslah cukup.
Dari ketiga efek tersebut, efek comptonlah yang paling
kuat hal ini diakibatkan karena tenaga yang digunakan untuk melepas elektron
juga yang lebih besar. Dan dari ketiga efek tersebut menghasilkan sintilasi
atau pancaran cahaya, pancaran cahaya ini akan diteruskan ke fotokatoda yang
dapat menguraikan cahaya ini menjadi elektron-elektron. Elektron ini masih
lemah maka harus dikuatkan lagi dayanya oleh pre amplifier, dan dikuatkan
tinggi pulsa dengan amplifier. Lalu elektron tadi dimasukkan ke PMT yang
terdiri dari tegangan bertingkat dan banyak katoda, keluaran dari PMT menjadi
berganda. Kemudian melalui counter nilai cacahnya dapat diketahui. Dalam
spektroskopi gamma juga dicari resolusi tenaganya, semakin kecil resolusinya semakin
bagus data yang diperoleh, semakin besar resolusinya maka semakin tidak valid
data yang diperoleh.
0 Response to "Penerapan Fisika Modern Untuk Materi Efek Compton"
Post a Comment