Pemerintah sekarang sedang gencar-gencarnya menurunkan angka stunting. Dikutip dari stunting.go.id, pada tahun 2022, jumlah balita berisiko stunting di Indonesia sekitar 4,7 juta jiwa. Untuk menurunkan angka stunting di Inonedia, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Pemerintah punya target menurunkan pravelensi stunting sampai 14 persen di tahun 2024. Apa itu stunting pada anak?
Gambar ilustrasi Img by pexel.com |
Menurut PERPRES Nomor 72 Tahun 2021 Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Jadi stunting pada anak dapat diartikan sebagai kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat secara signifikan akibat kekurangan gizi yang kronis, terutama pada masa pra-natal dan 1.000 hari pertama kehidupan. Hal ini dapat mengakibatkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak-anak sebayanya. Stunting bukan hanya masalah fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak dan kognitif anak, serta berdampak pada kesehatan dan kualitas hidupnya di masa dewasa nanti.
Dampak stunting pada anak sangat beragam. Pertama-tama, anak yang mengalami stunting cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lemah, sehingga rentan terhadap berbagai penyakit infeksi. Mereka juga dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik dan kognitif, serta kesulitan dalam memperoleh pendidikan yang optimal. Selain itu, stunting juga dapat berpengaruh pada kemampuan produktifitas anak di masa dewasa, yang pada akhirnya dapat memengaruhi perekonomian suatu negara.
Penyebab utama stunting pada anak umumnya terkait dengan faktor gizi dan lingkungan. Kurangnya asupan nutrisi yang memadai, terutama pada zat gizi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin A, dapat menjadi pemicu stunting. Selain itu, lingkungan yang tidak sehat, seperti sanitasi yang buruk dan akses terbatas terhadap air bersih, juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya stunting.
Pencegahan stunting pada anak menjadi sangat penting untuk dilakukan sejak dini. Program pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan bayi, serta promosi praktik pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi, merupakan langkah-langkah efektif dalam mencegah stunting. Selain itu, peningkatan akses terhadap gizi yang berkualitas, sanitasi yang baik, dan layanan kesehatan yang memadai juga merupakan bagian dari upaya pencegahan stunting.
Selain itu, pendidikan tentang pola makan sehat dan pentingnya nutrisi yang adekuat juga perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya gizi yang baik dapat meningkat, sehingga masyarakat dapat mengambil langkah-langkah preventif yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya stunting pada anak-anak.
Secara keseluruhan,
stunting pada anak adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian besar dari
berbagai pihak, mulai dari keluarga, pemerintah, hingga masyarakat luas. Dengan
upaya pencegahan yang tepat dan kolaboratif, diharapkan dapat mengurangi angka
stunting dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
0 Response to "Apa itu Stunting pada Anak: Mengenal Dampak dan Pencegahannya"
Post a Comment