free website hit counter Aplikasi Prinsip Koloid Dalam Pembuatan Tahu

Aplikasi Prinsip Koloid Dalam Pembuatan Tahu

Iklan
Iklan

Mungkin kalian tidak asing mendengar nama tahu. Tahu merupakan bahan makanan yang populer di Indonesia. Tahukah Anda, kenapa ditambahkan larutan cuka pada proses pembuatan tahu? Tahu sebagai salah satu protein nabati ternyata merupakan sistem koloid. Nah, kalau begitu sifat koloid yang mana digunakan untuk membuat tahu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak materi yang disajikan seperti di bawah ini.
Aplikasi Prinsip Koloid Dalam Pembuatan Tahu

Koloid merupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut medium pendispersi. Baik fase terdispersi maupun medium pendispersinya dapat berupa padat, cair, atau gas. Istilah koloid ini diambil dari kata bahasa Yunani yaitu kolla, berarti "lem".
Koagulasi merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu koloid dapat mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel koloid tersebut bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut Koagulasi.
Dalam hal ini, koagulasi koloid merupakan proses bergabungnya partikel-partikel koloid secara bersama membentuk zat dengan massa yang lebih besar. Mencampurkan koloid dengan zat elektrolit yang bermuatan berlawanan. Semakin besar muatan ion yang ditambahkan, semakin efektif penggumpalannya. Jika suatu elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid, maka partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation) dari elektrolit. Hal ini disebabkan karena partikel-partikel koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion) dari elektrolit. Hal ini menyebabkan partikel -partikel koloid tersebut dikelilingi oleh lapisan kedua yang memiliki muatan berlawanan dengan muatan lapisan pertama. Apabila jarak antara lapisan pertama dan kedua cukup dekat, maka muatan keduanya akan hilang sehingga terjadi koagulasi. Contoh, emulsi sari kedelai pada proses pembuatan tahu akan menggumpal jika ditambahkan batu tahu (CaSO4. 2H2O) atau asam cuka (asam asetat).

http://meliachem.blogspot.com/
Iklan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Aplikasi Prinsip Koloid Dalam Pembuatan Tahu"

Post a Comment